"kapan kamu lulus?"
pertanyaan itu yang terus terdengar pada telinga seseorang yang sedang berjuang menuntut ilmu. lulus. sepertinya itu sudah menjadi target yang haram untuk tidak dicapai. apalagi ketika kita sudah mencapai semester ke-N atau tak terhingga. tak peduli betapa sulit ia menjalani proses ini... namun, setelah lulus, pertanyaan lain muncul lagi...
"kapan kamu bekerja?"
ya, lulus kuliah tanpa pekerjaan, seperti makan tanpa air minum. tidak mudah untuk mencari pekerjaan, apalagi di zaman yang men-Dewa-kan uang.tak peduli seberapa banyak surat penolakan yg telah ia terima.. namun, setelah pekerjaan di peroleh, pertanyaan lain kembali muncul...
"siapa 'TEMAN' mu saat ini?"
pertanyaan ini sebenarnya tak hanya kita dengar saat pekerjaan sudah d tangan. saat umur sudah menginjak 21 tahun, orang tua sudah serius ingin tahu, siapa balon(bakal calon) teman hidup anaknya kelak.. terutama, untuk para wanita. tak peduli seberapa lama pencarian ini telah ia lakukan.. dan setalah pertanyaan itu terjawab...pertanyaan lain muncul..
"kapan kalian nikah?"
setelah seleksi khusus dilakukan oleh segenap anggota keluarga, desakan untuk segera meng-halal-kan hubungan tak henti datang.. seakan menjalaninya semudah membalikkan telapak tangan...tak peduli seberapa banyak persiapan yang dibutuhkan untuk memasuki tahap ini....
"kapan kalian punya anak?"
nah, pertanyaan ini di ajukan tepat setelah hubungan itu halal.
"kapan anak kalian punya adek?"
ini bukan seperti iklan yang hanya selesai dengan menjawab "kita iktu KB ma..."
dan pertanyaan lain pun bermunculan dalam hitungan tahun..
"kapan anak kalian sekolah?"
"kapan anak kalian lulus?"
"kapan anak kalian bekerja?"
dan seterusnya....
dan seterusnya...
*B O R I N G
-----------------------------------------------------------------------------------------
pada dasarnya, mereka bertanya karna mereka peduli. kepedulian, wujud dari rasa sayang. dan sangat wajar jika pertanyaan itu diajukan. namun, apakah masih dalam tahap kewajaran jika pertanyaan itu datang berkali-kali? apakah pertanyaan itu tidak berubah menjadi desakan?
aku setuju dengan sepenggal bait dari lagu dari OPPIE ANDARESTA - SINGLE HAPPY, "aku baik-baik saja, menikmati hidup yang aku punya..hidupku sangat sempurna.."
ya, setiap orang berhak menentukan jalannya masing-masing, tak semua orang boleh mencampurinya. mereka tau yang terbaik untuk mereka karna tak ada yang lebih mengenal seseorang, selain dirinya sendiri, dan Tuhan Sang Pencipta tentunya....
dan setiap orang, berhak untuk bahagia...
Minggu, Desember 19, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 comments:
pertanyaan yg memojokkan..hahhaa
OK. Ms Lusi. Thanks atas kunjungannya di MuhamadAliSaifudin.blogspot.com. Salam Silaturrahmi. Link Udah masuk kok... CU n GL
aku malah sering make yang itu lho..
kapan kamu nikah?
kapan kamu lulus?
jadi malu ne...
@rodes : stujuu
@muhammad : yupp sama2.. :)
@choirul : hahhha berarti dah saaatnya tuh, hihi
yup stuju! tp skrg aku lg bingung nih bikin keluarga yg sakinah ! kira2 Lucy punya resepnya apa nggak ya ? oh ya! link kamu dah kupasang, pasang balik ya ! http://www.almarkaz.co.cc
haaahaaahaaahaaa... permasalahannya terletak dari kata "kapan"....
@Markaz : hahaha kata orang sih resep komplitnya tu ada di Al-Qur'an semua ... hehe :P
@Dwita Sari : sari, kapan sari lulus, *ups* hahaha
Fase manusia itu berbeda, beda tingkatan usia dan pemikiran beda pula tuntutanya... Ya, semua orang berhak untuk bahagia, sebab dari kebahagiaan itu berbeda antara satu sama lainnya karena fitrah manusia itu berbeda... Perbedaan adalah embrio pengetahuan, pengetahuan adalah embrio kebijaksanaan.. selamat mendewasakan pola pikir kawan...
Posting Komentar